Senin, 24 Agustus 2015
JENIS SAPI DUNIA
06.04
Mengenal Jenis Sapi di Dunia
Sapi
yang ada di dunia pada saat ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar yaitu kelompok sapi-sapi tropis dan kelompok sapi-sapi sub topis.
Kelompok sapi tropis contohnya sapi Zebu, Bos sondaicus, sapi Bali dan
sapi Madura. Sedangkan yang termasuk kelompok sapi sub tropis adalah
sapi Aberdeen angus, sapi Hereford, sapi Shorthorn, sapi Charolais, sapi
Simmental, sapi Frisien Holland, dan masih banyak lagi jenisnya.
Sedangkan berdasarkan tujuan dari pemeliharaan maka bangsa sapi dapat
dibedakan beberapa tipe yaitu :
1.1.1. Sapi Tipe Potong
1.1.2. Sapi Tipe Pekerja
1.1.3. Sapi Tipe Perah
Untuk Itu Kita Bahas Satu-Persatu
1.1.1. Sapi Tipe Potong
1.1.2. Sapi Tipe Pekerja
1.1.3. Sapi Tipe Perah
Untuk Itu Kita Bahas Satu-Persatu
1.1.1. Sapi Tipe Potong
Sapi tipe potong adalah sapi-sapi yang mempunyai kemampuan untuk memproduksi daging dengan cepat, pembentukan karkas baik dengan komposisi perbandingan protein dan lemak seimbang hingga umur tertentu. Sapi potong pada umumnya mempunyai ciri-ciri :
• Bentuk tubuh yang lurus dan padat
• Dalam dan lebar,
• Badannya berbentuk segi empat dengan semua bagian badan penuh berisi daging.
Sapi tipe potong adalah sapi-sapi yang mempunyai kemampuan untuk memproduksi daging dengan cepat, pembentukan karkas baik dengan komposisi perbandingan protein dan lemak seimbang hingga umur tertentu. Sapi potong pada umumnya mempunyai ciri-ciri :
• Bentuk tubuh yang lurus dan padat
• Dalam dan lebar,
• Badannya berbentuk segi empat dengan semua bagian badan penuh berisi daging.
Sapi-sapi
yang termasuk dalam tipe sapi potong diantaranya : Sapi Brahman, Sapi
Ongole, Sapi Sumba Ongole (SO), Sapi Hereford, Sapi Shorthorn, Sapi
Brangus, Sapi Aberden Angus, Sapi Santa Gartudis, Sapi Droughtmaster,
Sapi Australian Commercial Cross, Sapi Sahiwal Cross, Sapi Limosin, Sapi
Simmental, Sapi Peranakan Ongole.
1.1.1.1. Sapi Brahman
Brahman merupakan sapi yang berasal dari India, termasuk dalam Bos indicus, yang kemudian diekspor ke seluruh dunia. Jenis yang utama adalah Kankrej (Guzerat), Nelore, Gir,dan Ongole. Sapi Brahman digunakan sebagai penghasil daging. Ciri-ciri sapi Brahman mempunyai punuk besar, tanduk, telinga besar dan gelambir yang memanjang berlipat-lipat dari kepala ke dada. Sapi Brahman selama berabad-abad menerima kondisi kekurangan pakan, serangan serangga, parasit, penyakit dan iklim yang ekstrim.
Di India menjadikan sapi Brahman mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Daya tahan terhadap panas juga lebih baik dari sapi eropa karena memiliki lebih banyak kelenjar keringat, kulit berminyak di seluruh tubuh yang membantu resistensi terhadap parasit. Kharakteristik Sapi Brahman berukuran sedang dengan berat jantan dewasa antara 800 sd 1100 kg, sedang betina 500-700 kg. berat pedet yang baru lahir antara 30-35 kg, dan dapat tumbuh cepat dengan berat sapih kompettif dengan jenis sapi lainnya. Persentase karkas 48,6 s.d 54,2%, dan pertambahan berat harian 0,83-1,5 kg. Sapi Brahman mempunyai sifat pemalu dan cerdas serta dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang bervariasi. Sapi ini suka menerima perlakuan halus dan dapat menjadi liar jika menerima perlakuan kasar. Sapi Brahman warnanya bervariasi, dari abu-abu muda, merah sampai hitam. Kebanyakan berwarna abu muda dan abu tua. Sapi jantan warnanya lebih tua dari betina dan memeliki warna gelap didaerah leher, bahu dan paha bawah.
Sapi
Brahman dapat beradaptasi dengan baik terhadap panas, mereka dapat
bertahan dari suhu 8-105 F, tanpa ganguan selera makan dan produksi
susu. Sapi Brahman banyak dikawin silangkan dengan sapi eropa dan
dikenal dengan Brahman Cross (BX)
1.1.1.2. Sapi Ongole
Sapi
Ongole berasal dari India, tepatnya di kabupaten Guntur, propinsi Andra
Pradesh. Sapi ini menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia.
Karakteristik
Sapi ongole merupakan jenis ternak berukuran sedang, dengan gelambir
yang lebar yang longgar dan menggantung. Badannya panjang sedangkan
lehernya pendek. Kepala bagian depan lebar diantara kedua mata.
Bentuk
mata elip dengan bola mata dan sekitar mata berwarna hitam. Telingan
agak kuat, ukuran 20-25 cm, dan agak menjatuh. Tanduknya pendek dan
tumpul, tumbuh kedepan dan kebelakang. Pada pangkal tanduk tebal dan
tidak ada retakan. Warna yang populer adalah putih. Sapi jantan pada
kepalanya berwarna abu tua, pada leher dan kaki kadang-kadang berwarna
hitam. Warna ekor putih, kelopak mata putih dan otot berwarna segar,
kuku berwarna cerah dan badan berwarna abu tua.
Sapi
ini lambat dewasa, pada umur 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot sapi
600 kg pada sapi jantan dan 300-400 kg untuk sapi betina. Berat lahir
20-25 kg. persentase karkas 45-58% dengan perbandingan daging tulang
3,23 : 1.
1.1.1.3. Sumba Ongole (SO)
Sapi ongole (Bos indicus) memerankan peran yang penting dalam sejarah sapi di Indonesia. Sapi jantan Ongole dibawa dari daerah Madras, India ke pulau Jawa, Madura dan Sumba. Di Sumba dikenal dengan sapi Sumba Ongole.
Sapi ongole (Bos indicus) memerankan peran yang penting dalam sejarah sapi di Indonesia. Sapi jantan Ongole dibawa dari daerah Madras, India ke pulau Jawa, Madura dan Sumba. Di Sumba dikenal dengan sapi Sumba Ongole.
Sapi
Sumba Ongole (SO) dibawa ke Jawa dan dikawinkan dengan sapi asal jawa
dan kemudian dikenal dengan peranakan ongole (PO). Sapi ongole dan PO
baik untuk mengolah lahan karena badan besar, kuat, jinak dan
bertemperamen tenang, tahan terhadap panas, dan mampu beradaptasi dengan
kondisi yang minim.
Sapi-sapi
ongole asal India dimasukkan kali pertama oleh Pemerintah Hindia
Belanda ke Pulau Sumba, pada awal abad ke 20, sekitar tahun 1906-1907.
Dari empat jenis sapi, yang dimasukkan ke Sumba saat itu, yaitu sapi
Bali, sapi Madura, sapi Jawa, dan sapi Ongole, ternyata hanya sapi
Ongole yang mampu beradaptasi dengan baik dan berkembang dengan cepat,
di pulau yang panjang musim kemaraunya ini. Sekitar tujuh atau delapan
tahun kemudian, pada tahun 1914, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan
Pulau Sumba sebagai pusat pembibitan sapi Ongole murni. Upaya ini
disertai dengan memasukkan 42 ekor sapi ongole pejantan, berikut 496
ekor sapi ongole betina serta 70 ekor anakan ongole.
Dalam
laporan tahunan Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur (1989) tercatat,
pada tahun 1915, Pulau Sumba sudah mengekspor enam ekor bibit sapi
ongole pejantan. Empat tahun kemudian, pada 1919, ekspor sapi ongole
dari Pulau Sumba tercatat sebanyak 254 ekor, dan pada tahun 1929,
meningkat mencapai 828 ekor. Sapi-sapi asal Sumba ini pun memiliki merek
dagang, sapi Sumba Ongole (SO).
Perkembangan
selanjutnya, Sumba kembali ditetapkan sebagai pusat pembibitan sapi
ongole murni di masa pemerintahan Presiden Soeharto, melalui
Undang-Undang Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 6 Tahun 1967.
Sapi ongole memang menjadi ciri khas Pulau Sumba, terutama Sumba Timur.
Selain sapi, kekhasan lain Sumba Timur adalah padang rerumputan
(sabana). Bentangan sabana kering tampak bagaikan lautan menguning.
Kemarau panjang mencapai puncaknya di bulan Oktober. Kondisi alam yang
menantang ini menjadi rutinitas bagi sebagian penduduk di Pulau Sumba,
yang mengandalkan penghidupan mereka sebagai penggembala.
1.1.1.4. Sapi Hereford
Sapi
ini turunan dari sapi Eropa yang dikembangkan di Inggris, berat jantan
rata-rata 900 kg dan berat betina 725 kg. Bulunya berwarna merah,
kecuali bagian muka, dada, perut bawah dan ekor berwarna putih. Bentuk
badan membulat panjang dengan ukuran lambung besar. Sebagaian sapi
bertanduk dan lainnya tidak.
1.1.1.5. Shorthorn
Sapi
ini sama dengan Hereford yaitu dikembangkan di negara Inggris. Bobot
sapi jantan 1100 kg dan sapi betina 850 kg. bulunya berbintik merah dan
putih. Bentuk tubuh bagus dengan punggung lurus. Pertumbuhan ototnya
kompak. Sebagian sapi bertanduk pendek, tetapi kebanyakan tidak
bertanduk.
1.1.1.6. Brangus
Sapi
Brangus merupakan persilangan sapi betina Brahman dan pejantan Angus.
Ciri khasnya adalah warna hitam dengan tanduk kecil. Sifat Brahman yang
diwarisi brangus adalah adanya punuk, tahan udara panas, tahan gigitan
serangga dan mudah menyesuaikan diri dengan pakan yang mutunya kurang
baik. Sedangkan sapi Angus yang diturunkan produktifi tas dagingnya
tinggi dan persentase karkasnya tinggi.
1.1.1.7. Aberden Angus
Sapi
angus (Aberden Angus) berasal dari Inggris dan Skotlandia. Sapi ini
tidak memiliki tanduk umur dewasa sapi Angus adalah 2 tahun, hasil
karkas tinggi, sebagai penghasil daging dan tidak digunakan untuk
menghasilkan susu.
Anak
sapi ukurannya kecil sehingga induk tidak banyak mengalami banyak stres
pada saat melahirkan pedet. Untuk memperbaiki genetik sapi angus sering
di kawin silangkan dengan sapi lain, misalnya sapi Brahman. Hasil
persilangan disebut Brangus (Brahman Angus). Contoh gambar sapi Angus
jantan tertera pada gambar 11. Di Indonesia sapi angus di perkenalkan
pada tahun 1973 dari Selandia Baru di di beberapa tempat di Jawa Tengah.
Ciri sapi ini berbulu hitam legam, berukuran agak panjang, keriting dan
halus. Tubuhnya kekar padat, rata, panjang dan ototnya kompak. Sapi
tidak bertanduk dan kakinya pendek. Berat sapi jantan 900 kg, sedangkan
betina 700 kg. persentase karkas 60%, dengan mutu daging sangat baik dan
lemak menyebar dengan baik di dalam daging.
1.1.1.8. Santa Gertrudis
Sapi ini persilangan dari sapi jantan Brahman dengan sapi betina Shorthorn, dikembangkan pertama kali di King Ranch Texas AS tahun 1943 dan pada tahun 1973 masuk ke Indonesia. Bobot.jantan rata-rata 900.kg dan bobot betina 725.kg. Badan sapi besar dan padat, Seluruh tubuh dipenuhi bulu pendek dan halus serta berwarna merah kecoklatan, Punggungnya lebar dan dada berdaging tebal, Kepala lebar, dahi agak berlekuk dan mukanya lurus, Gelambir lebar berada di bawah leher dan perut, Sapi jantan berpunuk kecil dan kepalanya bertanduk. Berat sapi jantan mencapai 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding sapi Eropa sapi Santa Gertrudis mempunyai toleransi terhadap panas yang lebih baik dan pakan yang sederhana dan tahan gigitan caplak.
1.1.1.9. Droughmaster
Merupakan
persilangan antara betina Brahman dengan jantan Shorthorn, dikembangkan
di Australia. Banyak dijumpai di peternakan besar di Indonesia. Sifat
Brahman lebih dominan, badannya besar dan otot padat. Warna bulu merah
coklat muda hingga merah atau cokelat tua. Pada ambing sapi betina
terdapat bercak putih. Contoh gambar sapi Droughmaster .
1.1.1.10. Australian Commercial Cross (ACC)
Sapi Australian Commercial Cross (ACC) yang digunakan sebagai sapi bakalan pada usaha penggemukan sapi di Indonesia merupakan hasil persilang- an sapi-sapi di Australia yang tidak diketahui dengan jelas asal usul maupun proporsi darahnya. Dari beberapa informasi yang telah ditelusuri, diketahui bahwa sapi ACC berasal dari peternakan sapi di Australia Utara (Northern Territory).
Sapi Australian Commercial Cross (ACC) yang digunakan sebagai sapi bakalan pada usaha penggemukan sapi di Indonesia merupakan hasil persilang- an sapi-sapi di Australia yang tidak diketahui dengan jelas asal usul maupun proporsi darahnya. Dari beberapa informasi yang telah ditelusuri, diketahui bahwa sapi ACC berasal dari peternakan sapi di Australia Utara (Northern Territory).
Sapi
ACC tersebut dapat berupa sapi Shorthorn Cross (SX), Brahman Cross
maupun sapi hasil persilangan sapi-sapi Australia yang cenderung masih
mempunyai darah Brahman (Ngadiyono, 1995). Meskipun demikian pengamatan
terhadap sapi-sapi bakalan ACC yang diimpor ke Indonesia menunjukkan
bahwa secara fenotipik, karakteristik fi sik sapi ACC lebih mirip sapi
Hereford dan Shorthorn yakni tubuh lebih pendek dan padat, kepala besar,
telinga kecil dan tidak menggantung, tidak mempunyai punuk dan
gelambir, kulit berbulu disekitar kepala, pola warna bervariasi antara
warna sapi Hereford dan Shorthorn (Hafi d, 1998).
Menurut
Australian Meat and Livestock Corporation (1991), sapi ACC merupakan
campuran dari Bos Indicus (sapi Brahman) dan Bos Taurus (Sapi British,
Shorthorn dan Hereford), sehingga sapi ini mempunyai karakteristik
menguntungkan dari kedua bangsa tersebut, yaitu mudah beradaptasi
terhadap lingkungan sub optimal seperti Brahman dan mempunyai
pertumbuhan yang cepat seperti sapi British. Hafi d dan Hasnudi (1998)
telah membuktikan bahwa sapi bakalan ACC yang kurus jika digemukkan
singkat (60 hari) akan sangat menguntungkan sebab sapi ini menghasilkan
pertambahan bobot badan harian ±1.61 kg/hari dengan konversi pakan 8.22
dibandingkan jika digemukkan lebih lama (90 atau 120 hari).
Beattie (1990), menyatakan bahwa Northern Territory, Kimberley dan Quensland merupakan tempat pengembang an sapi ACC di Australia yang memiliki sapisapi Eropa antara lain Shorthorn dan Hereford serta sapi India (Zebu) yaitu sapi Brahman. Program ini telah menghasilkan beberapa bangsa hasil persilangan seperti Santa Gertrudis, Braford, Droughmaster dan sapi-sapi persilangan lain yang masih mempunyai darah Brahman.
Beattie (1990), menyatakan bahwa Northern Territory, Kimberley dan Quensland merupakan tempat pengembang an sapi ACC di Australia yang memiliki sapisapi Eropa antara lain Shorthorn dan Hereford serta sapi India (Zebu) yaitu sapi Brahman. Program ini telah menghasilkan beberapa bangsa hasil persilangan seperti Santa Gertrudis, Braford, Droughmaster dan sapi-sapi persilangan lain yang masih mempunyai darah Brahman.
Sapi
Shorthorn berasal dari Inggris dan merupakan tipe daging dengan bobot
jantan dan betina dewasa masingmasing mencapai sekitar 1.000 kg dan 750
kg (Pane, 1986). Sifat yang menonjol yaitu temperamen yang baik dan
pertumbuhan yang cepat pada pemeliharaan secara feedlot (Blakely dan
Bade, 1992).
Sapi
Shorthorn dimasukkan ke Australia pada abad ke 19. Kemudian di CSIRO’S
Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton disilangkan dengan sapi
Hereford dan menghasilkan sapi Hereford Shorthorn (HS) dengan proporsi
darah 50% Hereford dan 50% Shorthorn (Turner, 1977; Vercoe dan Frisch,
1980).
1.1.1.11. Sapi Brahman Cross
Minish dan Fox (1979) menyatakan bahwa sapi Brahman di Australia secara komersial jarang dikembangkan secara murni dan banyak disilangkan dengan sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil persilangan dengan Hereford dikenal dengan nama Brahman Cross (BX). Sapi ini mempunyai keistimewaan karena tahan terhadap suhu panas dan gigitan caplak, mampu beradaptasi terhadap makanan jelek serta mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tinggi.
Minish dan Fox (1979) menyatakan bahwa sapi Brahman di Australia secara komersial jarang dikembangkan secara murni dan banyak disilangkan dengan sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil persilangan dengan Hereford dikenal dengan nama Brahman Cross (BX). Sapi ini mempunyai keistimewaan karena tahan terhadap suhu panas dan gigitan caplak, mampu beradaptasi terhadap makanan jelek serta mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tinggi.
Menurut
Turner (1977) sapi Brahman Cross (BX) pada awalnya dikembangkan di
stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton
Australia. Materi dasarnya adalah sapi American Brahman, Hereford dan
Shorthorn. Sapi BX mempunyai proporsi 50% darah Brahman, 25% darah
Hereford dan 25% darah Shorthorn. Secara fi sik bentuk fenotif sapi BX
lebih cenderung mirip sapi American Brahman karena proporsi darahnya
yang lebih dominan, seperti punuk dan gelambir masih jelas, bentuk
kepala dan telinga besar menggantung. Sedangkan pola warna kulit sangat
bervariasi mewarisi tetuanya.
Sapi
Brahman Cross (BX) memiliki sifat-sifat seperti: persentase kelahiran
81.2%, (2) rataan bobot lahir 28.4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212
kg dan umur 18 bulan bisa mencapai 295 kg, (3) angka mortalitas
postnatal sampai umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas sebelum disapih
4.4%, mortalitas lepas sapih sampai umur 15 bulan sebesar 1.2% dan
mortalitas dewasa sebesar 0.6%, (4) daya tahan terhadap panas cukup
tinggi karena produksi panas basal rendah dengan pengeluaran panas yang
efektif, (5) ketahanan terhadap parasit dan penyakit sangat baik, serta
(6) efi siensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan
persilangan Hereford Shorthorn (Turner, 1977).
Menurut
Winks et al. (1979), jantan kebiri sapi BX di daerah tropik Quensland
secara normal performansnya di bawah bangsa sapi eropa. Pada lingkungan
beriklim sedang, steer sapi Hereford lebih cepat pertumbuhannya
dibandingkan sapi BX. Lebih lanjut dijelaskan, pada bobot hidup fi
nishing yang sama produksi karkas sapi BX lebih berat dibandingkan sapi
Frisian karena memiliki persentase karkas (dressing percentage) yang
lebih tinggi. Bobot karkas sapi Shorthorn terletak antara sapi Brahman
dan Hereford. Persentase karkas sapi Hereford lebih rendah dibandingkan
sapi BX dan lebih tinggi dibandingkan sapi Frisian. Karkas sapi Frisian
memiliki persentase tulang lebih tinggi dibanding kan sapi Shorthorn dan
BX. kadar lemak bervariasi mulai dari 4.2% sampai 11.2%, terendah pada
sapi Frisian dan tertinggi pada Shorthorn.
Di
Indonesia, sapi BX diimpor dari Australia sekitar tahun 1973 namun
penampilan yang dihasilkan tidak sebaik dengan di Australia. Hasil
pengamatan di ladang ternak Sulawesi Selatan memperlihatkan:
• persentase beranak 40.91%,
• calf crop 42.54%,
• mortalitas pedet 5.93%,
• mortalitas induk 2.92%,
• bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg (jantan) dan 138.3 kg (betina),
• pertambahan bobot badan se-belum disapih sebesar 0.38 kg/hari (Hardjosubroto, 1984; Ditjen Peternakan dan Fapet UGM, 1986).
• persentase beranak 40.91%,
• calf crop 42.54%,
• mortalitas pedet 5.93%,
• mortalitas induk 2.92%,
• bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg (jantan) dan 138.3 kg (betina),
• pertambahan bobot badan se-belum disapih sebesar 0.38 kg/hari (Hardjosubroto, 1984; Ditjen Peternakan dan Fapet UGM, 1986).
Sebagian
besar sapi di Australia merupakan sapi American Brahman dan Santa
Gertrudis yang di impor dari Amerika. Persilangan antara kedua bangsa
sapi ini dengan sapi Zebu menghasilkan bangsa sapi yang sama dengan sapi
American Brahman dan Santa Gertrudis yakni Brangus dan Braford.
Persilangan lebih lanjut menghasilkan sapi Droughtmaster yang merupakan
hasil persilangan dengan komposisi darah 3/8-5/8 darah Zebu utamanya
American Brahman yang di impor dari Texas (Payne, 1970). Sementara sapi
Brangus mempunyai komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8 Brahman (Minish dan
Fox, 1979).
1.1.1.13. Sapi Simmental
Sapi
simental berasal dari Swiss, dipublikasikan pertama kali pada tahun
1806. Pemanfaatan sapi Simental untuk produksi susu, mentega (butter),
keju dan daging serta dimanfaatkan untuk hewan penarik beban. Pada awal
1785
parlemen Swiss membatasi ekpor sapi Simental karena mereka kekurangan sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kemudian sapi disebar pada 6 benua. Jumlah sapi Simental diperkirakan sekitar 60 juta ekor.
parlemen Swiss membatasi ekpor sapi Simental karena mereka kekurangan sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kemudian sapi disebar pada 6 benua. Jumlah sapi Simental diperkirakan sekitar 60 juta ekor.
Pada
tahun 1990 bulu sapi Simental berwarna kuning, merah dan putih. Pada
dewasa ini kebanyakan berwarna hitam. Peternak berkeyakinan sapi hitam
mempunyai harga yang lebih baik. Sapi Simental adalah jenis sapi jinak
dan mudah untuk dikelola, dan dikenal.
1.1.1.12. Sapi Limousin
Sapi
Limousine merupakan keturunan sapi eropa yang berkembang di Perancis.
Tingkat pertambahan badan yang cepat perharinya 1,1.kg. Contoh sapi
Limousine tertera pada gambar 15. Ukuran tubuhnya besar dan panjang
serta dadanya besar dan berdaging tebal. Bulunya berwarna merah mulus.
Sorot matanya tajam, kaki tegap dengan warna pada bagian lutut kebawah
berwarna terang. Tanduk pada sapi jantan tumbuh keluar dan agak
melengkung. Bobot sapi jantan 850 kg dan betina 650 kg.
dengan
pola daging yang ekstrim. Sapi yang asli badannya besar dengan tulang
iga dangkal, tetapi akhir-akhir ini ukuran sedang lebih disenangi. Sapi
jantan beratnya 1000 sd 1400 kg, sedang betina 600-850 kg. masa
produktif sapi betina antara 10-12 tahun.
Sapi
Simental dikembangkan Indonesia tahun 1985 melalui semen beku yang
dikawinkan dengan sapi PO. Anak sapi yang berumur 2 bulan pertumbuhannya
pesat sekali. Sapi berumur 23 bulan dapat mencapai bobot 800 kg dan
pada umur 2,5 tahun mencapai 1.100 kg. Di Jawa sapi Simental dikawinkan
dengan sapi Friesian Holstein, untuk mendapatkan sapi yang performasinya
lebih baik. Perkawinannya dilakukan dengan cara IB, dimana semen yang
di pilih sudah diketahui jenis kelaminnya. Anak simental yang
dikehendaki adalah yang jantan, karena jika betina produksi susunya dan
dagingnya kurang baik.
1.1.1.14. Sapi PO
Sapi
Peranakan Ongole (PO) merupakan persilangan antara sapi Ongole dengan
sapi-sapi lokal yg ada di Jawa dan Sumatera. Ponok dan gelambir
kelihatannya kecil atau tidak ada sama sekali. Warna bulu sangat
bervariasi, tetapi pada umumnya berwarna putih atau putih keabu-abuan.
Banyak terdapat di pulau Jawa terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.
1.1.2. Sapi Tipe Pekerja
Sapi-sapi yang di masukkan dalam kelompok sapi tipe pekerja pada umumnya mempunyai tubuh yang besar, perototannya kuat, tulangnya kuat dan besar serta tidak ada pelekatan lemak dibawah kulit. Mempunyai kulit kuat dan tahan terhadap berbagai cuaca. Sapi-sapi asli dari Indonesia pada umumnya termasuk dalam kelompok sapi tipe pekerja, sebagai contoh sapi bali, sapi madura dan sapi grati.
1.1.2.1. Sapi Bali
Sapi-sapi yang di masukkan dalam kelompok sapi tipe pekerja pada umumnya mempunyai tubuh yang besar, perototannya kuat, tulangnya kuat dan besar serta tidak ada pelekatan lemak dibawah kulit. Mempunyai kulit kuat dan tahan terhadap berbagai cuaca. Sapi-sapi asli dari Indonesia pada umumnya termasuk dalam kelompok sapi tipe pekerja, sebagai contoh sapi bali, sapi madura dan sapi grati.
1.1.2.1. Sapi Bali
Ditinjau
dari sistematika ternak, sapi Bali masuk familia Bovidae, Genus bos dan
Sub-Genus Bovine. yang termasuk dalam sub-genus tersebut adalah; Bibos
gaurus, Bibos frontalis dan Bibos sondaicus, sedang Williamson dan Payne
menyatakan bahwa sapi Bali (Bos-Bibos Banteng) yang spesies liarnya
adalah banteng termasuk Famili bovidae, Genus bos dan sub-genus bibos.
Sapi Bali mempunyai ciri-ciri khusus antara lain; warna bulu merah bata,
tetapi yang jantan dewasa berubah menjadi hitam. Satu karakter lain
yakni perubahan warna sapi jantan kebirian dari warna hitam kembali pada
warna semula yakni coklat muda keemasan yang diduga karena makin
tersedianya hormon testosteron sebagai hasil produk testis. Sapi Bali
merupakan sapi asli Indonesia, yang didomestikasi dari spesies banteng
(Bibos Banteng).
Tujuan
utama pemeliharaan digunakan sebagai penghasil daging, kerja penarik
bajak, dan kultur sosial lainnya. Sampai saat ini telah di distribusikan
pada 22 propinsi. Warna sapi jantan adalah merah kecoklatan, dengan
warna putih pada sekitas pantat. Sedangkan sapi betina kuning
kemerah-merahan sampai coklat dengan warna putih pada sekitas pantan dan
paha. Bentuk tanduk pada sapi jantan berbentuk U.
Menurut
Hardjosubroto (1994) bahwa ada tanda-tanda khusus yang harus dipenuhi
sebagai sapi Bali murni, yaitu warna putih pada bagian belakang paha,
pinggiran bibir atas, dan pada paha kaki bawah mulai tarsus dan carpus
sampai batas pinggir atas kuku, bulu pada ujung ekor hitam, bulu pada
bagian dalam telinga putih, terdapat garis belut (garis hitam) yang
jelas pada bagian atas punggung, bentuk tanduk pada jantan yang paling
edial disebut bentuk tanduk silak congklok yaitu jalannya pertumbuhan
tanduk mula-mula dari dasar sedikit keluar lalu membengkok keatas,
kemudian pada ujungnya membengkok sedikit keluar.
Pada
yang betina bentuk tanduk yang ideal yang disebut manggul gangsa yaitu
jalannya pertumbuhan tanduk satu garis dengan dahi arah kebelakang
sedikit melengkung kebawah dan pada ujungnya sedikit mengarah kebawah
dan ke dalam, tanduk ini berwarna hitam.
1.1.2.2. Sapi Madura
Sapi Madura merupakan hasil persilangan sapi Bali (Bibos banteng), sapi Ongole (Bos indicus) dan sapi Jawa (bos javanicus). Warna sapi merah kecoklatan tanpa warna putih di pantat. Keseragaman jenis sapi telah dikembangkan oleh orang madura. Secara umum tubuh kecil dan berkaki pendek. Sapi jantan mempunyai punuk yang berkembang baik dan jelas, sedangkan sapi betina tidak berpunuk. Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007.
Sapi Madura merupakan hasil persilangan sapi Bali (Bibos banteng), sapi Ongole (Bos indicus) dan sapi Jawa (bos javanicus). Warna sapi merah kecoklatan tanpa warna putih di pantat. Keseragaman jenis sapi telah dikembangkan oleh orang madura. Secara umum tubuh kecil dan berkaki pendek. Sapi jantan mempunyai punuk yang berkembang baik dan jelas, sedangkan sapi betina tidak berpunuk. Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007.
Pada
kepala terdapat tanduk kecil, melengkung ke depan dan melingkar seperti
bulan sabit. Bobot sapi jantan 300 kg dan sapi betina 250 kg. berat
pedet pada waktu lahir 12-18 kg. umur dewasa kelamin 20-24 bulan.
Pertambahan berat badan 0,25-0,6 kg per hari. Persentase karkas 48-63%
dan perbandingan daging tulang adalah 5,84 :1. Sapi Madura banyak
digunakan untuk lomba pacuan sapi yang dikenal dengan karapan sapi.
1.1.3. Sapi Tipe Perah
Sapi perah adalah sapi-sapi yang mempunyai kemampuan memproduksi air susu dalam jumlah yang cukup banyak. Sapi perah pada umumnya mempunyai bentuk tubuh bagian belakang melebar kesegala arah sehingga terdapat kebebasan untuk pertumbuhan ambing atau mempunyai bentuk trapesium. Jenis sapi perah antara lain:
1.1.3.1. Sapi FH
Sapi perah adalah sapi-sapi yang mempunyai kemampuan memproduksi air susu dalam jumlah yang cukup banyak. Sapi perah pada umumnya mempunyai bentuk tubuh bagian belakang melebar kesegala arah sehingga terdapat kebebasan untuk pertumbuhan ambing atau mempunyai bentuk trapesium. Jenis sapi perah antara lain:
1.1.3.1. Sapi FH
Sapi
FH sangat populer sebagai sapi perah. Pertama dibawa dari pulau Fries
Land barat Belanda dan sebagian dari Australia serta Selandia baru,
Amerika, Kanada, dan Jepang. Warnanya putih dan hitam dan sangat disukai
peternak.
Sapi FH memiliki performansi yang baik sebagai penghasil daging dan susu. Distribusinya sebagian di dataran tinggi (700 m di atas permukaan laut) dengan temperatur antara 16-23o C, lembab dan basah di pulau Jawa.
Sapi FH memiliki performansi yang baik sebagai penghasil daging dan susu. Distribusinya sebagian di dataran tinggi (700 m di atas permukaan laut) dengan temperatur antara 16-23o C, lembab dan basah di pulau Jawa.
Sapi
Holsteins dapat dikenali dengan cepat dari warnanya yaitu putih dan
hitam/merah serta produksi susunya yang tinggi. Berat pedet yang baru
lahir dapat mencapai 45 kg, berat dewasa dapat mencapai 750 kg dengan
tinggi 58 inchi.
Sapi
dara dapat dikawinkan pada umur 15 bulan, jika berat badan sudah
mencapai 400 kg, diharapkan umur pada waktu pertama kali melahirkan
antara 24-27 bulan. Lama kebuntingan sekitar 9 bulan. Dengan lama
produksi sekitar 6 tahun. Produksi susunya di Amerika 8.000 liter dengan
lemak 330 kg dan protein 275 kg per ekor per tahun. Di Indonesia
produksi susu masih rendah, pertahun berkisar 3.000 liter.
1.1.3.2. Sapi Grati
Sapi grati merupakan hasil persilangan sapi FH dengan sapi Jawa-ongole. Sapi Grati dikembangkan di dataran rendah di daerah Grati, Jawa Timur. Populasi sapi Grati sekitar 10.000 ekor.
1.1.3.3. Sapi Jersey
1.1.3.2. Sapi Grati
Sapi grati merupakan hasil persilangan sapi FH dengan sapi Jawa-ongole. Sapi Grati dikembangkan di dataran rendah di daerah Grati, Jawa Timur. Populasi sapi Grati sekitar 10.000 ekor.
1.1.3.3. Sapi Jersey
Sapi Jersey berasal dari pulau Jersey di Inggris, digunakan sebagai penghasil susu. Ukuran sapi kecil berkisar 360 sampai 540 kg untuk sapi betina dan 540 sd 820 kg untuk sapi pejantan. Kandungan lemak susu pada susu sapi jersey tinggi. Jenis sapi ini belum ada di Indonesia. Warna sapi bervariasi dari abu-abu terang sampai hitam. Paha, kepala dan bahu sapi warnanya lebih gelap daripada warna tubuhnya. Sumber: Wikipedia, 2007
1.1.3.4. Sapi Sahiwal Cross
Habitat
asli sapi Holstein di Holland memang beda dengan kondisi Indonesia.
Kondisi disini mencakup: iklim, fauna dan vegetasi sebagai pensuplai
nutrisi (pakan). Holstein murni memang kurang nyaman bila dipaksa
tinggal dan bermukim di negeri kita. Kalau dipaksa, tentu bisa bertahan
hidup, karena Holstein memang punya daya adapatasi yang cukup baik.
Untuk
di Indonesia, sapi perah biasanya dipelihara dengan penyediaan pakan
yang tidak maksimal. Penyediaan rumput berkualitas rendah tidak cukup
untuk mensuplai kebutuhan energi untuk hidup pokok. Setelah kebetuhan
hidup pokok terpenuhi maka ternak baru akan menggunakan suplai energinya
untuk memproduksi susu. Jadi ada korelasi yang sangat signifi kan
antara pakan dan poduksi susu disamping dukungan faktor genetik. Max
Dowell, ahli genetik sapi perah dari Cornell menyarankan, sapi perah
yang cocok dengan iklim Indonesia dengan mengawinsilangkan sapi FH
dengan sapi perah daerah tropis, misalnya sapi sahiwal dari India.
Kapasitas
produksi Holstein silangan ini tentu tidak sebagus Holstein aslinya,
tapi sapi hybreed ini kampiun dalam mempertahankan diri terhadap
sengatan panas dan kelembaban yg tinggi, tahan terhadap serangan
serangga dan parasit.
Mikroba rumen yang hidup di dalamnya juga mampu mencerna vegetasi yang khas untuk daerah tropis, yang notabene mengandung serat kasar dan lignin yang tinggi. Ukuran tubuhnya yang lebih ramping, juga lebih pas untuk daerah tropis.
Berat sapi dewasa sekitar 300-400 kg, berat lahir 18-23 kg. Produksi susu pertahun 1.800 kg, dengan lama laktasi 220 hari, dewasa kelamin pada umur 16 bulan.
Mikroba rumen yang hidup di dalamnya juga mampu mencerna vegetasi yang khas untuk daerah tropis, yang notabene mengandung serat kasar dan lignin yang tinggi. Ukuran tubuhnya yang lebih ramping, juga lebih pas untuk daerah tropis.
Berat sapi dewasa sekitar 300-400 kg, berat lahir 18-23 kg. Produksi susu pertahun 1.800 kg, dengan lama laktasi 220 hari, dewasa kelamin pada umur 16 bulan.
PROPOSAL BISNIS PROPERTI -2
04.34
Putra Jaya gemilang Properti
Deskripsi Singkat
Adhikarna
Properti adalah perusahaan properti yang berusaha dibidang properti dan
pembangunan perumahan/real estate yang berdiri pada Mei 2012 dan bisnis
utamanya ialah membantu dalam penjualan rumah/properti serta
pembangunan perumahan. Tujuan mendirikan usaha ini ialah membantu para
konsumen yang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal atau kebutuhan
utamanya selain pendidikan, pekerjaan maupun kesehatan dan usaha kami
saat ini baru hanya menjangkau kawasan Jakarta Selatan dan sekitarnya.
Manajemen & Kepemilikan
Adhikarna
Properti didirikan oleh seorang pengusaha yang sudah ahli dalam bidang
properti yaitu Andimas Kurnianda, Lisa Sudjatmiko dan Widodo Sudjatmiko.
Berikut struktur pimpinan Adhikarna Properti :
1. Sudirman : Pendiri/Direktur Utama
2. Sukardin : Penaehat Properti
3. Ria Kurniawaty : Direktur Keuangan
4. Desy Octavia : Manajer Keuangan
5. Syarifudin : Manajer Pemasaran
Penasehat Properti : Memberikan usulan dan jalan keluar dalam mencari properti yang strategis dan cocok untuk konsumen
Direktur Keuangan : Mengawasi jalannya keuangan perusahaan yang membawahi manajer keuangan
Manajer Keuangan : Mengatur rincian keuangan perusahaan dan melaporkan setiap bulan kepada direktur keuangan
Manajer Pemasaran: Mengatur dalam pemasaran properti yang dibantu oleh staf pemasaran
Tujuan Usaha
Perusahaan
ini didirikan yang memiliki tujuan untuk membantu konsumen dalam
membeli rumah sebagai tempat tinggal bersama keluarga
Target Konsumen
Khusus
properti membangun perumahan menargetkan konsumen yang memiliki
keuangan menengah maka kami membangun rumah dengan harga sesuai dengan
keuangan konsumen yang menengah. Untuk penjualan rumah secara umum,
tidak ada batasan konsumen/dari keuangan menengah hingga keatas
Strategi Pemasaran
Mendirikan
perumahan di daerah Depok dan Pondok Cabe mengingat banyak Universitas
di daerah tersebut dan banyak dosen dan pengusaha yang membutuhkan rumah
yang tidak ingin dipusat kota maka kami fokus dalam pembangunan sekitar
Depok dan Pondok Cabe
Visi & Misi Perusahaan
Adhikarna
Properti akan menjadi usaha dalam bidang properti yang paling disukai
oleh masyarakat karena ramah dan baiknya staf kami yang sudah menjalani
pembekalan untuk bersikap dengan konsumen manapun, kami membuka usaha
ini murni untuk membantu konsumen mencari tempat tinggal dan Insyaallah
kami membantu dengan penuh kejujuran dan dedikasi yang tinggi agar
perusahaan kami mendapat tempat dihati para konsumen yang ingin mencari
tempat tinggal
Lokasi & Fasilitas
Kantor Properti : Jalan Cinere Limo Raya, Cinere, Depok
Proyek I : Jalan Raga Jaya No 99 Citayam (Perumahan Green Citayam Residence )
Proyek II : Jalan Setia Budi Pamulang (Perumahan Pamulang Village)
Proyek III : Jalan Datuk dibanta Bima NTB, Baru Perencanaan Pembebasan Lahan
Perumahan yang kami bangun memiliki fasilitas taman bermain untuk anak, warung dan fasilitas pengamanan oleh satpam 24 jam
Pembangunan
Rumah
yang dibangun adalah Indent yaitu sesuai pesanan konsumen, seluruh
rumah dibangun sejenis dan mirip dan konsumen boleh melakukan permintaan
pembangunan didalam rumah. Kami membangun rumah dari tipe yang paling
kecil yaitu tipe 36 sampai tipe paling besar yaitu tipe 120,
masing-masing rumah mendapat taman dibelakang dan depan rumah serta
disediakan kanopi untuk parkir mobil
Kebutuhan Investasi Kantor
Perusahaan membutuhkan investasi untuk peralatan kantor sebagai berikut :
1. Sewa ruko dibayar dimuka selama 2 tahun @Rp.5.000.000,- : Rp.10.000.000,-
2. Rak Buku sebanyak 5 buah @Rp.200.000,- : Rp.1.000.000,-
3. Komputer 5 buah @Rp.5.000.000,- : Rp.25.000.000,-
4. Wallpaper ruko (paket) @Rp.3.500.000,- : Rp.3.500.000,-
TOTAL
: Rp.39.500.000,-
Perusahaan memiliki target pemasaran sebagai berikut :
Harga 1 rumah : Rp.250.000.000,-
Target keuntungan/bulan : Setiap bulan laku 3 rumah @Rp.250.000.000,- = Rp.750.000.000,-
Perkiraan setiap bulan perusahaan memiliki keuntungan sebanyak Rp.750.000.000,-
Biaya Operasional/bulan
1. Gaji Manajer : 2 x Rp.2.500.000,- = Rp.5.000.000,-
2. Gaji Staf : 5 x Rp.1.000.000,- = Rp.5.000.000,-
3. Listrik : = Rp.1.000.000,-
4. Telepon : = Rp.300.000,-
TOTAL OPERASIONAL/bulan = Rp.11.300.000,-
Keuntungan Bagi Investor
Bagi
investor yang memberikan dana bantuan / menanamkan modalnya
diperusahaan kami akan mendapatkan timbal balik yaitu diberikan 2 buah
rumah di setiap perumahan milik kami
PROPOSAL BISNIS PROPERTI -1
04.33
DAFTAR ISI
.
Executive Summary
.
Informasi Perusahaan : PT. BANGUN SUKSES ABADI
.
Legalitas
.
Struktur Organisasi
.
Financial Performa
.
Pengalaman Perusahaan
.
Latar Belakang Proyek Perumahan (Proper)
.
Sejarah Proper
.
Konsep Proper
.
Aspek Sosial & Environment
.
Lokasi Proper
.
emografi
.
Kependudukan
.
Fasilitas Umum
.
Aspek Aspek Perijinan (Legalitas)
.
Perijinan Project
.
ekomendasi dari Pihak Terkait
.
Aspek PemasaranPotensi & Segmentasi Pasar
Marketing Strategy
project Utility
.
Aspek Keuangan ProyekProyeksi Biaya Pembangunan
.
Sumber Dana
c.
proyeksi Penjualan
d.
Rencana Cash Flow
.
Aspek Tennis
Tahap Persiapan
Tahap Konstruksi
Tahap Operasional
.
Equipments
.
Kesimpulan
.
Executive Summary
Lokasi Proper :Perumahan Medina Residence – Bintaro , Desa Jombang, Kec. Ciputat, Kab. Tangerang, Jawa Barat.
Peruntukan:Pembangunan 41 unit Rumah Tinggal Type.36/60 m2
Luas Lokasi :4.593 m2
Luas Kavling:2.700 m2 (40%)
Jumlah Unit:42 unit rumah tinggal T.36/60m2
Periode Project:10 Bulan
Nilai Penjualan:Rp. 10.500.000.000,-
Modal Sendiri:Rp. 4.476.300.000,-
Pinjaman/Investment:Rp. 4.500.000.000,-
Keuntungan:Rp. 1.523.700.000,-
Developer:PT. BANGUN SUKSES ABADI (joint Operation to PT. Sentra Inovasitama)
.
Informasi Perusahaan
Berdasarkan Akta pendirian, maksud dan tujuan pendirian PT. BANGUN SUKSES ABADI(PT BSA) adalah untuk melaksanakan jenis usaha di
bidang Pembangunan (real estate/developer), Jasa, Perdagangan,
Transportasi, Industri ATK, Perbengkelan, Design dan cetak grafis,
Pertambangan, dan di bidang pertanian.
a.
Legalitas
Nama Perusahaan : PT. BANGUN SUKSES ABADI
Alamat Perusahaan: Villa Mula Sakti Blok 0.1 No.31 Bekasi Utara
No. Telp. / Fax.: (021) 02144500400
Email Address: dirman7811@yahoo.co.id
Akta Pendirian : No. 10, Tanggal 19 Agustus 2005, Pengesahan akta
pendirian PT oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia RI
TDP: No. C-29940 HT.01.01.TH.2005
NPWP: 02.479.820.9-407.000.
Surat Ket. Domisili : No. 536/71-KL.KT/III/2008, berlaku tanggal 24 Maret 2009
s/d 24 Maret 2009
SIUP: No.510/146-PERINDAG/PB/XI/2005
b.
Struktur Organisasi
Direktur Utama:Muchamad Gunawan
Direktur:Sopyan Iskandar, SE, MM
Komisaris Utama:Ari Pujiastuti
Pengurus Perusahaan
Direktur Utama: Sudirman, ST
Tempat/tgl. Lahir: Bima / 11 September 1978
No. KTP :10.5501.131069.1005
Instansi : PT. BANGUN SUKSES ABADI
Bidang Usaha : Developer, kontraktor dan jasa properti
Alamat Kantor :Perumahan Griya Satria Jingga Blok G5 No.01 Jakarta - Depok
Direktur : Sopyan Iskandar, SE, MM
Tempat/tgl. Lahir: Sukabumi / 01/02/1969
No. KTP:32.03.14.010269.28844
Instansi: PT. BANGUN SUKSES ABADI
Bidang Usaha: Developer, kontraktor dan jasa properti
Alamat Kantor:Vancouver UB.1/5 Kota Wisata Cileungsi, Bogor
Komisaris Utama: Ari Pujiastuti
Tempat/tgl. Lahir: Gombong / 20 November 1973
No. KTP:3275038011730023
.
Financial Performa
Laporan Keuangan tahun 2007 dan 2008 (Anaudited) sbb. :
“PERUMAHAN MEDINA RESIDENCE BINTARO”
“PERUMAHAN MEDINA RESIDENCE BINTARO”
“PERUMAHAN MEDINA RESIDENCE BINTARO”
Penjelasan Laporan Keuangan dan Rasio Keuangan
a.
PT
BSA tidak memiliki komponen kewajiban untuk tahun 2007 dan 2008
sehingga, current dan quick ratio tidak dapat didefinisikan. Namun hal
ini mengindikasikan bahwa PT BSA tidak akan mengalami kesulitan di dalam
membayar kewajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun
ke depan.
Laba setelah pajak di tahun 2008 mengalami kenaikan yang signifikan sebesar hamp300%dibandingkan tahun 2007. Hal ini disebabkan karena PT BSA pada tahun 2008 berhasil meningkatkan penjualan usaha dan menekan biaya operasional jika dibandingkan dengan tahun 2007.
c.
Rentabilitas perusahaan pada tahun 2008 mengalami perubahan yang dapat dilihat melalui indikator Return on Total Assets (ROA). ROA
mengalami kenaikan sebesar 100% dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini
disebabkan karena adanya penjualan yang meningkat, dan PT BSA tidak
banyak melakukan penambahan investasi pada tahun 2008.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PT BSA memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola keuangannya.
.
Pengalaman Perusahaan
Beberapa proyek perumahan diwilayah Jabodetabek
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Pemberi Kerja/Project
|
Lokasi
|
Periode
|
1
|
Pembangunan rumah 500 unit dengan tipe 36/72 (350 unit) dan tipe 45/120 (150 unit)
|
PT Multi Mega Syahara
|
Desa Ciseeng Parung Bogor
|
2008
|
2
|
Pembangunan SMA N 1 Cikampek
|
Acep Pachyumi (Ketua Panitia Pembangunan)
|
Cikampek
|
--
|
iii.
Latar Belakang Proyek Perumahan (Proper)Sejarah Proper
Proyek perumahan “Medina Residence” ini diinisiasi
oleh PT. Bangun Sukses Abadi dan PT. Sentra Inovasitama untuk
mengembangkan Lokasi Tanah Kosong yang berlokasi di daerah yang cukup
strategis di Bintaro, Tangerang. Proper yang merupakan proyek bersama antara dua perusahaan ini, dimaksudkan untuk mengoptimalkan resources yang dimilki terutama pada aspek utilitas “Land Development” dan penciptaan Added Value bagiStakeholders.
.
Konsep Proper
Kebijakan Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah yang mendorong peran swasta dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat.
Konsep
Pembangunan Proper ini mengacu kepada : Pengembangan Lokasi menjadi
Cluster Perumahan yang memenuhi kriteria perumahan untuk masyarakat
berpenghasilan menengah ke atas dengan nuansa Asri, ramah lingkungan dan Minimalis. Permbangunan akan dilaksanakan secara bertahap dengan sistem indent dgn target penyelesaian 42 unit rumah dalam waktu 6 bulan. Mengutamakan efisiensi dan efektifitas dalam pembangunanserta melibatkan masyarakat setempat sebagai stakehalders dalam pekerjaan phisik konstruksi rumah.
.
Aspek Sosial & Environment
.
Lokasi Proper
Terletak di Jl.
Kalimantan I No. 10 Rt. 001/12 Desa Jombang, Kec. Ciputat, Kab.
Tangerang, Sesuai SHM No. 144/Jombang seluas 2.515 m2, an. Bambang
Sulistio (dibeli oleh Subiyanto, beralamat di Jl. Kalimangso No 45
Rt.01/02, Jurangmangu Timur, Pondok Aren Kab. Tangerang Rp. 427.500.000,- pada tanggal 29 November 2007 di KPKNL Serpong.
Jl.
Kalimantan I No. 11 Rt. 001/12 Desa Jombang, Kec. Ciputat, Kab.
Tangerang, Sesuai SHM No. 311, 339 dan 595 /Jombang seluas 1.675 m2,
280 m2, 295 m2, an. Joko Satoso (dibeli oleh Subiyanto, beralamat di
Jl. Kalimangso No 45 Rt.01/02, Jurangmangu Tmur, Pondok Aren Kab.
Tangerang Rp. 391.500.000,- pada tanggal 29 November 2007 di KPKNL Serpong.
Proper terletak di daerah pemukiman yang telah padat, daerah bebas banjir dan hanya sekitar 800 m sebelah Tenggara dari lokasi perumahan mewah Vila Bintaro Indah dan beberapa real estate lainnya.
Demografi
Demografi Kota Tangerang terletak di Provinsi Banten, dan berada tepat di sebelah barat kota Jakarta. Dengan luas wilayah 164,54 km2, Tangerang merupakan kota terbesar dan terpenting di Provinsi Banten serte kedua terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta.
.
Kependudukan
Jumlah
penduduk kota Tangerang mengalami peningkatan setiap tahunnya dimana
hal ini dapat dilihat pada tabel berikut yang menunjukkan jumlah
penduduk sejak tahun 2000 – 2007 serta tingkat pertumbuhan penduduk per tahunnya untuk periode 2000 – 2007.
Tabel 1 : Grafik Perkembangan jumlah penduduk Kota Tangerang 2000 – 2007
Sumber : http://www.tangerangkota.go.id
Tabel 2 : Grafik Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang 2000 - 2007
Sumber : http://www.tangerangkota.go.id
Dengan
rata-rata pertumbuhan penduduk 2,67 dalam kurun waktu 8 tahun, maka
kebutuhan akan perumahan, sarana dan fasilitas pun akan turut meningkat.
.
Fasilitas Umum
Lokasi proyek ini cukup strategis untuk kelas masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.Lokasi Proper dekat dengan sejumlah fasilitas publik antara lain : Pasar Tradisional, Bank, Restorant, Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit, Sarana Pendidikan dan terakses oleh Angkutan Umum. Access jalan masuk ke proyek cukup padat, namun masih dalam tahap pelebaran sehingga dapat memadai sebagai sarana lalu lintas jalan utama perumahan.
Beberapa institusi pendidikan di sekitar lokasi proper antara lain : Sekolah Jepang Jakarta, Sekolah Tunas Permata Indonesia, Global Jaya Scholl, SMU Pembangunan Jaya, SMAN 6 Jombang, SMP N 3 Ciutat, Pesantren Baiturrahman.
Access Stasiun Kereta Sudimara dan Stasiun Pondok Ranji juga tidak jauh dari lokasi proper. Fasilitas publik lainnya adalah RS Internasional Bintaro, Gedung Bank Permata dan Kantor Bank Niaga.
Fasilitas Umum:
•
Masjid : 300 m
•
Kantor Kecamatan : 500 m
•
Puskesmas : 600 m
•
Sarana Pendidikan SD,SMP,SMU: 500 m
•
Pasar Tradisional: 700 m
•
Bank Permata, Bank Niaga,
Mandiri, BNI, BRI: 800 m
•
Jaringna Listrik: ada
•
PDAM: ada
•
Telepon: ada
•
Berdekatan dgn lokasi proper :Bintaro Jaya, Taman Senayan, Menteng Residence, Emerald Residence, Permata Bintaro dll.
v.
Aspek Perijinan (Legalitas)
Pekerjaan Penyelesaian Proper “Medina Residence” Bintaro diharapkan dapat terlaksana sesuai time schedule yang direncanakan, sehingga aspek Legalitas menjadi sangat penting & perlu dipastikan terpenuhi sesuai peraturan yang berlaku untuk mengantipasi adanya potensi masalah hukum.
a.
Perijinan Project
Ijin IPPT:Proses
S.I.U.P:08061 / 1.824.271
Site Plan:10.10.72.03.00687
S.K.D.P:58 / 1.824
Kep. Hum dan HAM:AHU – 90996.AH.01.01. Tahun 2008
T.D.P:09.03.1.51.59339
N.P.W.P:02.837.624.2-017.000
Bukti Penguasaan Lahan:SHM sesuai point IV. A.
IMB Induk:Proses
Rekomendasi PLN:Proses
Rekomendasi PDAM:Proses
Keterangan Bebas Banjir:Proses
b.
Rekomendasi dari Pihak Terkait
•
Surat
keterangan dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) PEMKAP
Tangerang, tanggal 30 April 2009 menerangkan bahwa Ijin Pemanfaatan
Ruang (IPR), Site Plan, IMB, Ijin Lokasi, Peil Banjir dan UPL/UKL telah
diterima dan sedang dalam proses penyelesaian.
•
Tanda Terima Pendaftaran Perijinan & Non Perijinan tertanggal 8 May 2009 dariPemKab Tangerang Badan Pelayanan & Perijinan Terpadu juga telah terlampir.
•
Surat
dari wakil warga yakni Ketua RT 01/Rw 012, RT 06/RW 012 Jombang
Ciputat, dan RT 03/RW 05, RT 04/RW 05 Parigi Pondok Aren, perihal
Persetujuan Pemakaian jalan H Sawil menuju Proper Medina Residence Bntaro tertanggal 8 Mei 2009 telah terlampir.
vi.
Aspek Pemasaran
a.
Potensi & Segmentasi Pasar
Kebutuhan akan perumahan yang representatif menjadi hal yang sangat urgent bagi setiapmasyarakat/keluarga. Dan Lokasi proper Medina diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyakat kelas menengah tersebut. Hal ini disebabkan karena Lokasi Proper berada di posisiyang cukup strategis salah satunya disebabkan oleh banyak real estate yang berada di sekitar lokasi proper. Kawasan real estate di sekitar lokasi proper tersebut dihuni oleh masyarakat/populasi kelas menengah ke atas dengan pendapatan perkapita yang terus meningkat setiap tahun.
Dengan
kondisi seperti tersebut di atas, dapat diperkirakan bahwa pemilihan
segmen pasar menengah ke atas cukup memadai untuk diperhitungkan.
b.
Marketing Strategy
Strategi pemasaran yang akan digunakan adalah dengan mengaplikasikan strategi marketing mix yakni dengan memanfaatkan media promosi
secara intensif. Media promosi antara lain dengan menggunakan
Attractive Leaflet, Brosur, Balon Promosi, Pemasangan spanduk serta
umbul-umbul, dan door to door ke Institusi yang dianggap potensi untuk
kelas proper “Medina Residence”.
Hal
yang dapat dilakukan untuk dapat mempercepat penjualan Proper “Medina
Residence” ini adalah menemukan target market yang memiliki pendapatan
tetap dan tidak terganggu akan situasi dan kondisi perekonomian
Indonesia.
Jaringan
luas adalah salah satu asset penting dari PT BSA. Melalui jaringan ini,
PT BSA telah memiliki potensial buyer yang berasal dari salah satu
institusi pemerintah.
c.
Project Utility
Berdasarkan stretegi pemasaran dan data yang diperoleh, maka pemanfaatan lahan untuk pengembangan pembangunan rumah dapat lebih optimal dalam periode waktu satu tahun.Utilitas/jaringan yang ada disekitar lokasi antara lain jaringan Listrik PLN, Telkom, PDAM dan jaringan pendukung lainnya.
vii.
Aspek Keuangan Proyek
a.
Proyeksi Biaya Proper
b.
Sumber Dana
Pembiayaan awal (Initial Investment) yang digunakan untuk perijinan dan modal kerja sarana, prasarana, kontruks serta biaya overhead diperoleh dengan komposisi modal sendiri dan modal investor. Untuk kebutuhan financing proyek, Manajemen perusahaan berencanamemenuhi sumber dana dengan komposisi sebagai berikut :
•
50% bersumber dari Investor/Bank
•
50% bersumber dari Dana Sendiri
c.
Proyeksi Penjualan
Berdasarkan proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas, dapat diinformasikan sumber pengembalian sbb. :
Penerimaan Penjualan : Rp 10.500.000.000,- (kelebihan tanah excluded)
HPP : Rp 8.976.300.000,-
Margin Kotor: Rp. 1.523.700.000,- (14,51%)
d.
Rencana Cash Flow dengan asumsi harga jual Rp 200.000.000/unit
“PERUMAHAN MEDINA RESIDENCE BINTARO”
viii.
Aspek Teknis
a.
Tahap Persiapan
•
Perencanaan
•
Perijinan
•
Persiapan Awal / Land Clearing
Secara umum timetable pelaksanaan proyek sesuai dengan tabel berikut :
T
Tahap Konstruksi
Pembangunan rumah beserta saran dan prasaran akan membutuhkan waktu selama 6 bulan. Material yang digunakan adalah sesuai dengan tabel di bawah.
Spesifikasi Teknis
Jenis Pekerjaan
|
Spesifikasi
|
Rumah
| |
Pondasi
|
Batu kali
|
Dinding
|
Batu Bata diplester dan di aci
|
Lantai
|
Keramik
|
Rangka Atap
|
Baja Ringan
|
Penutup Atap
|
Setara genteng beton
|
Plafond
|
Triplek
|
Listrik
|
1300 W
|
Pintu
|
Double triplek
|
Kusen
|
Setara kayu borneo
|
Bak mandi
|
Fiberglass
|
Air
|
Sumur Bor
|
Jendela
|
Setara Kayu Borne + kaca
|
Langganan:
Postingan (Atom)